Allaahu akbar . . . 3x
Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar
Allaahu akbar walillaahil hamd
Kali ini, takbir kudengar dari kota tempatku tinggal sekarang. jauh dari kampung halaman dan orang tua. Takbir yang kudengar masih begitu khidmat hanya saja terkesan pelan. Kota yang selalu sibuk dari pagi ke petang hingga menjelang pagi lagi. Kesibukan kota yang kurasakan ternyata mampu mengaburkan alunan irama itu. Irama yang seharusnya begitu khidmat kudengar ternyata tak sejelas dulu. Meski, 10 Djulhijah tepat dihari jumat tanggal 26 Oktober 2012, suasana terkesan statis & hampa. Suasana baru dengan lebaran dikota orang, kujalani dengan kesendirian, tanpa keluarga membuat ku seperti terasingkan.
Sendiri merayakan sesuatu memang tak menyenangkan, jauh dari teman, keluarga maupun kerabat dekat. Jika dipikir-pikir sudah lumayan lama aku selalu sendiri, maksudnya, orang tua ku sering pergi itu karena bapak sering kerja di laut otomatis perginya bisa berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Meski dirumah ada ibu tak sebanding jika 1 keluarga berkumpul secara utuh. Sendiri memang sudah biasa kujalani, begitu pula lebaran kali ini. Menyesal tidak, sedih iya......
Siang itu, selesai shalat ID dibeberapa tempat telah siap untuk melaksanakan Qurban, baik itu sapi maupun kambing. Meski pelaksanakan bertepatan dengan hari Jumat yang waktunya terbatas karena kaum adam harus menunaikan shalat jumat, hal itu tak mengurangi antusiasme mereka untuk tetap melaksanakan pengurbanan. Meski begitu tak semua melakukannya dihari itu, ada juga yang melakukan pengurbanan dikeesokan harinya tepatnya di hari sabtu. Karena, menurut mereka waktu untuk melakukan Qurban lebih panjang.
Perayaan Idul Adha tidak hanya kualami dikota ini saja, tapi juga ditempat-tempat lain dipelosok dunia yang banyak bermukim umat Islam. Perayaan yang dilakukan setahun sekali begitu dinanti-nanti para fakir miskin, karena mereka pasti mendapatkan bagian dari qurban itu, begitu juga yang memberikan qurban. Aktivitas begitu ramai dari siang hingga menjelang sore, nuansa gotong royong terlihat jelas kala itu. Lumayan banyak yang menyaksikan prosesi pengurbanan hingga pembagian qurban.
Perayaan yang hanya terjadi setahun sekali ternyata begitu bermakna hingga umat islam membawa sekeranjang kegembiraan dan rasa syukur yang sayup kudengar seperti musik yang telah lama kukenal.
Lebaran kali ini memang benar tak sama karena kujalani sendiri tanpa kerabat dekat, tapi hal itu tak mengubah apapun, Karena kutahu mereka masih ada untukku.
Selamat Hari Raya Idul Adha 10 Djulhijah 1433 H
MInal Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Bathin.
Salam Sayangku untuk semuanya......