Rabu, 04 Desember 2013

Sajak Ku

Diriku yang meneteskan airmata disebuah ruang bernama rindu dan cemas, menyadari suatu rasa yang tak dapat kumiliki tuk kurengkuh dalam dekapku.
Diriku yang tertawa getir dalam kesendirian, menatap malam seolah mimpi kan menjadi nyata dan harapankan datang menjenguk.
Diriku yang menanti layaknya pungguk merindukan bulan, menanti dalam rintihan waktu yang berjalan lambat.
Diriku yang bernostalgia dalam ilusi, mulai menapaki jejak peristiwa masa lalu yang tak mudah dilupakan.
Tiap waktu kuberharap fortuna kan membawamu, dan menjenguk ke perigiku.
Namun kau bergeming seakan tersudut egomu.
Dalam rupa sang hari takut merayapimu.
Aroma waktu yang menggigitpun kau berlari meninggalkan kepingan.
Sajak pun bertengger dibatas keremangan melakonkan & mensyairkan dialogku.