Jumat, 19 Oktober 2012

Terzalimi Ribuan Rindu

Dalam hidup ini penuh tawa dan tangis,
seperti ombak yang membuncah dan menghempas riak ke bibir pantai
tak ada segan ataupun sungkan.
Hanya saja alam terdiam membisikkan pengingkaran.

Masih kuiingat tawa dan tangis itu dalam memori piringan htam
memori yang berisi kejujuran seorang anak manusia
kejujuran yang kini berbentuk luka yang abadi
luka yang membuat ku mampu ...
bercanda dalam keremangan waktu
bergelayut manja dibahu bayangan
dengan ajal diambang pintu.

Ku masih mengingat sejelas mata elang
saat kau tabur kelopak janji
aku hanya terbenam membatu
terzalimi ribuan rindu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar